MAKALAH
MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA
DAN KREATIVITAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bermain PG-PAUD

Disusun
oleh :
Nama :
|
- NURRUL
PRIMA WISTRI
- TUTI ALAWIYAH
- NIA SITI KURNIASIH
|
|
PRODI :
|
PG-PAUD
|
|
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) Muhammadiyah Kuningan
2012 -
2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp.(0232) 874085 Fax. (0232)
871281 kuningan 45511
Website :www.umku.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manfaat Bermain Bagi Aspek Perkembangan Kognitif, Bahasa, dan Kreativitas.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Bermain, PG-PAUD.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
penulisan makalah ini. Walaupun makalah ini belum sempurna tetapi penulis
merasa bangga terhadap hasil yang dicapai.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bermanfaat bagi
kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Kuningan, Februari 2015
|
|
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB 2 MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK
PERKEMBANGAN KOGNITIF,
BAHASA, DAN KREATIVITAS
A. Manfaat Bermain....................................................................................... 3
1.
Manfaat bermain bagi aspek
perkembangan kognitif........................... 4
2.
Manfaat bermain bagi aspek
perkembangan bahasa.................... ........ 5
3.
Manfaat bermain bagi
kreativitas anak........................................ ........ 7
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 9
Daftar
Pustaka........................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia pada
dasarnya ditentukan sejak seseorang berusia di bawah lima tahun (balita) dan
selama lima tahun pertama hidup seorang manusia, proses tumbuh kembang berjalan
sangat cepat. Para ahli menyebut masa tersebut sebagai “masa emas” (golden age)
dimana perkembangan otak mencapai 80% dan hanya terjadi satu kali seumur hidup
dan apabila anak tidak dibina secara baik, maka anak tersebut dapat mengalami
gangguan perkembagan baik secara emosi, sosial, metal, intelektual dan moral
yang akan menentukan sikap serta nilai pola perilaku seseorang di kemudian
hari.
Menurut Havighurst (Monks,1988)
pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat tugas-tugas perkembangan yang
perlu dipenuhi agar individu dapat berkembang dengan optimal dan siap
menghadapi tugas perkembangan berikutnya. Jika tidak, maka akan menghambat
perkembangan dalam diri individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan masa
anak usia balita adalah :
1.
Belajar
mengenai perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin
2.
Mulai memiliki
kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain
3.
Pembentukan
pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial
4.
Belajar
mengenai apa yang benar dan apa yang salah (perkembangan kata hati).
Orang tua perlu mengetahui dan memahami bahwa
banyak kemampuan anak yang masih terpendam, karena sejak lahir setiap anak pada
dasarnya telah membawa kemampuan berpikir, berbicara, bergaul, dan sebagainya.
Agar kemampuan-kemampuan tersebut dapat dimunculkan dan dimanfaatkan secara
optimal, maka diperlukan alat/media/cara yang digunakan secara tepat untuk
dapat merangsang perkembangan anak, sehingga dapat menimbulkan rasa senang yang
dibutuhkan bagi anak dalam proses belajar anak.
Salah satu alat/media/cara yang dapat kita
gunakan untuk merangsang perkembangan anak adalah dengan bermain. Bermain
merupakan naluri alamiah yang telah melekat pada diri anak sejak bayi. Sejak
bayi, anak-anak telah memainkan tangan dan jari-jari kaki mereka, benda-benda
di sekeliling, memperhatikan gerakan mainan gantung atau cahaya, menggigit,
memasukkan benda-benda ke dalam mulut , atau memproduksi suara-suara.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan
diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang erat kaitannya dengan Manfaat
Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif, Bahasa, dan Kreatifitas, yaitu
sebagai berikut:
1.
Apa saja
manfaat bermain bagi aspek perkembangan kognitif itu?
2.
Apa saja
manfaat bermain bagi aspek perkembangan bahasa itu?
3.
Apa saja
manfaat bermain bagi kreativitas anak itu?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini,
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan
memahami manfaat bermain bagi aspek perkembangan kognitif.
2.
Mengetahui dan
memahami manfaat bermain bagi aspek perkembangan bahasa.
3.
Mengetahui dan
memahami manfaat bermain bagi kreativitas anak.
BAB II
MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK
PERKEMBANGAN
KOGNITIF, BAHASA, DAN KREATIVITAS
A. Manfaat Bermain
Dunia anak adalah dunia bermain.
Kebutuhan bermain sudah dimulai sejak bayi bisa mendengar dan melihat dengan
jelas. Warna yang mencolok dan bunyi yang berdering akan menjadi pusat
perhatian si kecil yang berusia kurang dari satu tahun. Kemudian semakin berkembang
dengan keinginan melihat, memegang, dan melempar. Inilah awal bentuk bermain
bagi anak, yang selanjutnya kesehariannya tidak akan lepas dari kesenangannya
bermain. Dari bermain itulah anak mendapatkan berbagai manfaat dalam proses
perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya.
Beberapa ahli pendidikan
diantaranya Plato, Aristoteles, dan Frobel menganggap bahwa bermain sebagai
suatu kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai
media untuk menguatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Walaupun
aktivitas bermain adalah kegiatan bebas yang spontan dan tidak selalu memiliki
tujuan duniawi yang nyata serta dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Anak memerlukan waktu yang cukup
banyak untuk mengembangkan dirinya melalui bermain. Hasil penelitian yang telah
dilakukan para ilmuan menyatakan bahwa bermain bagi anak-anak mempunyai arti
yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala
keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain anak
dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya,
membina sikap hidup posotif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin, menambah
perbendaharaan kata, dan menyalurkan perasaan tertekan.
Anak-anak dan aktivitas bermain
merupakan dua buah subjek yang telah menyatu dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam aktivitas tersebut, anak-anak akan merasakan kesenangan dan
kegembiraan sambil mengembangkan kecerdasan dan mempraktekkan keterampilan
hidup yang kelak akan digunakan ketika ia menginjak masa remaja hingga dewasa.
Jelaslah bahwa selain bermanfaat
untuk perkembangan kognitif, bahasa dan kreativitas, bermain juga mempunyai
manfaat yang besar bagi perkembangan anak secara keseluruhan.
1.
Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif
Bermain merupakan sebuah media
yang sangat penting bagi proses berpikir anak. Bermain membantu perkembangan
kognitif anak. Bermain memberi kontribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan
berpikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang tentu saja
memperkaya cara berpikir mereka. Pada usia dini anak diharapkan menguasai
berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, sebagai landasan untuk belajar
menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman
konsep-konsep ini lebih mudah diperoleh jika dilakukan melalui kegiatan
bermain.
Bermain sangat berhubungan dengan
kecerdasan seorang anak yang meliputi logika, nalar, maupun pengetahuan yang
sistematis. Karena anak dalam masa ini mempunyai kemampuan imajinasi yang luar
biasa yang dapa dituangkan dalam sebuah permainan sehingga jika ada anak kecil
yang selalu berbicara sendiri dengan media bermain maka itu dianggap wajar dan
sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, sebab anak mampu mengaktualisasikan
terhadap apa yang ada pada dirinya melalui sebuah bermain.
Menurut Piaget
(1962), anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek
yang ada disekitarnya. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk
berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan menggunakan indranya,
seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui
sifat-sifat objek. Dari pengalaman yang akan menjadi dasar untuk berpikir
kongret ke berpikir abstrak. Vygotsky (1976) menyatakan bahwa pada saat
bermain, pikiran anak terbebas dari situasi kehidupan nyata yang menghambat
anak berpikir abstrak. Penelitian Hoorn (1993) menunjukkan bahwa bermain
memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir
logis, imajinatif, dan kreatif.
Anak kecil
mempunyai organ memori yaitu otak (cerebri) yang belum banyak terisi. Melalui
bermain anak akan mengeksplorasi dan memanipulasi benda-benda di sekitarnya.
Anak-anak akan mengenali dan mempelajari berbagai macam warna, berbagai bentuk,
berbagai ukuran, dan penggunaannya. Setelah mengenali dan mempelajari,
selanjutnya anak akan menyimpannya di dalam sel-sel memori (otak). Semakin
banyak sel memorinya terisi oleh data-data tertentu yang diperolehnya melalui
permainan, maka akan semakin meningkatkan kemampuan kognitifnya. Manfaat bermain dalam aspek
kognitif ;
·
Mengasah kreatifitas anak
·
Mempelajari konsep baru
·
Belajar menyelesaikan masalah
·
Mengembangkan daya imajinasi
·
Meningkatkan perkembangan bahasa
·
Mengembangkan daya eksplorasi anak
·
Mempertajam daya ingat.
2.
Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Bahasa
Bagi bayi dan
anak-anak, bermain merupakan alat komunikasi. Bayi akan memberikan balasan
senyuman ketika dia diberikan senyuman. Bayi akan merasakan kenyamanan bila
orang tuanya menatap dengan mata yang teduh. Bagi anak-anak yang belum mampu
berkomunikasi secara verbal, menggambar dan bermain peran adalah bahasa dan
komunikasi bagi mereka.
Pada saat bermain
anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun
sekedar menyatakan pikiran (thinking aloud). Seiring kita menjumpai anak kecil
bermain sendiri sambil mengucapkan kata-kata seakan-akan ia bercakap-cakap
dengan diri sendiri. Ia sebenarnya sedang membahasakan apa yang ada dalam
pikirannya. Menurut Vygotsky (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa
anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan.
Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa anak, dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar bahasa.
Contoh-contoh Permainan Bahasa
Banyak ragam permainan yang dapat
mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak. Macam-macam permainan tersebut
diantaranya sebagai berikut:
a)
Pesan Berantai
Menurut Djuanda (2006:96), Permainan ini dilakukan dengan cara,
setiap siswa harus membisikan suatu kataatau kalimat atau cerita kepada pemain
berikutnya. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/mendengarkan.
b)
Kim Lihat
Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Sediakan beberapa benda (sayur
atau buah) yang disimpan di dalam kotak tertutup. Salah satu anggota dari
kelompok harus melihat benda apa yang ada di dalam kotak, setelah itu siswa
harus menjelaskan secara rinci kepada kelompoknya tentang benda tersebut yang
dilihatnya. Anggota yang lain harus mengambil benda yang dijelaskan tadi.
Kelompok yang paling cepat dan dapat paling banyak menebak benda yang ada di
kotak itulah pemenangnya. Permainan ini melatih keterampilan menyimak dan
berbicara.
c)
Simon Berkata
Satu orang adalah Simon. Ia berdiri menghadapi yang lain dan meneriakkan
perintah-perintah, seperti Simon berkata, "pegang jari kaki". Semua
harus mematuhi dengan memegang jari kaki. Tetapi jika Simon tidak menggunakan
kata-kata "Simon berkata" dan peserta lainnya mematuhi perintahnya
akan dikeluarkan dari permainan. Permainan menggunakan musik, yang dikeluarkan
dari permainan akan kembali bermain jika musik telah selesai. Yang menjadi
Simon sebaiknya bergantian.
3.
Manfaat Bermain bagi Kreativitas Anak
Bermain dapat membebaskan anak
dari kekangan, membuka fikiran dan memunculkan imajinasinya. Dia akan terus
berlatih dengan berbagai karya kreatif, menyelami diri melalui permainan,
karena bermain merupakan kesempatan terbaik untuk bekerja, teliti, pembiasaan
dan latihan. Dia akan belajar berbagai kejadian hidup dengan bermain,
bereksplorasi, dan mencoba berbagai cara untuk melakukan sesuatu, sehingga dia
akan mengenal betul potensi dirinya.
Dalam lingkungan bermain yang
aman dan menyenangkan, bermain memacu anak menemukan ide-ide serta menggunakan
daya khayalnya. Hasil penelitian mendukung dugaan bahwa bermain dan kreativitas
saling berkaitan karena baik bermain maupun kreativitas mengandalkan kemampuan
anak menggunakan simbol-simbol (Spodek & Sarcho,1988). Saat anak
menggunakan daya khayalnya dalam bermain, dengan atau tanpa alat, mereka lebih
kreatif.
Pentingnya pengembangan
kreativitas dalam diri anak ini memiliki empat alasan (S.C. Utami Munandar),
yaitu:
a)
Dengan berkreasi, anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri tersebut
termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow
(Munandar, 1999) kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang
berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.
b)
Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk
menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini
masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut
untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut
jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Kreativitas yang
menuntut sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih
anak berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), asli (originality),
menguraikan (elaboration) dan dirumuskan kembali (redefinition) yang merupakan
ciri berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford (Supriadi, 2001).
c)
Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan
kepuasan kepada individu. Hal ini penting diperhatikan karena tingkat ketercapaian
kepuasan seseorang akan mempengaruhi perkembangan sosial emosinya.
d)
Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan
untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Untuk itu pemikiran, sikap
dan perilaku kreatif sangat perlu dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan sejak
dini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia anak adalah dunia bermain.
Kebutuhan bermain sudah dimulai sejak bayi bisa mendengar dan melihat dengan
jelas. Warna yang mencolok dan bunyi yang berdering akan menjadi pusat
perhatian si kecil yang berusia kurang dari satu tahun. Kemudian semakin
berkembang dengan keinginan melihat, memegang, dan melempar. Inilah awal bentuk
bermain bagi anak, yang selanjutnya kesehariannya tidak akan lepas dari
kesenangannya bermain. Dari bermain itulah anak mendapatkan berbagai manfaat
dalam proses perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya.
Anak-anak dan aktivitas bermain
merupakan dua buah subjek yang telah menyatu dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam aktivitas tersebut, anak-anak akan merasakan kesenangan dan
kegembiraan sambil mengembangkan kecerdasan dan mempraktekkan keterampilan
hidup yang kelak akan digunakan ketika ia menginjak masa remaja hingga dewasa.
Manfaat Bermain bagi Aspek
Perkembangan Kognitif
Bermain merupakan sebuah media
yang sangat penting bagi proses berpikir anak. Bermain membantu perkembangan
kognitif anak. Bermain memberi kontribusi pada perkembangan intelektual atau
kecerdasan berpikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang
tentu saja memperkaya cara berpikir mereka. Pada usia dini anak diharapkan menguasai
berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, sebagai landasan untuk belajar
menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman
konsep-konsep ini lebih mudah diperoleh jika dilakukan melalui kegiatan
bermain.
Bermain sangat berhubungan dengan
kecerdasan seorang anak yang meliputi logika, nalar, maupun pengetahuan yang
sistematis. Karena anak dalam masa ini mempunyai kemampuan imajinasi yang luar
biasa yang dapa dituangkan dalam sebuah permainan sehingga jika ada anak kecil
yang selalu berbicara sendiri dengan media bermain maka itu dianggap wajar dan
sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, sebab anak mampu
mengaktualisasikan terhadap apa yang ada pada dirinya melalui sebuah bermain.
Manfaat bermain dalam aspek
kognitif ;
·
Mengasah kreatifitas anak
·
Mempelajari konsep baru
·
Belajar menyelesaikan masalah
·
Mengembangkan daya imajinasi
·
Meningkatkan perkembangan bahasa
·
Mengembangkan daya eksplorasi anak
·
Mempertajam daya ingat.
Manfaat Bermain bagi Aspek
Perkembangan Bahasa
Pada saat bermain
anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun
sekedar menyatakan pikiran (thinking aloud). Seiring kita menjumpai anak kecil
bermain sendiri sambil mengucapkan kata-kata seakan-akan ia bercakap-cakap
dengan diri sendiri. Ia sebenarnya sedang membahasakan apa yang ada dalam
pikirannya. Menurut Vygotsky (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa
anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan.
Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa anak, dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar
bahasa.
Manfaat Bermain bagi Kreativitas
Anak
Bermain dapat membebaskan anak
dari kekangan, membuka fikiran dan memunculkan imajinasinya. Dia akan terus
berlatih dengan berbagai karya kreatif, menyelami diri melalui permainan,
karena bermain merupakan kesempatan terbaik untuk bekerja, teliti, pembiasaan
dan latihan. Dia akan belajar berbagai kejadian hidup dengan bermain,
bereksplorasi, dan mencoba berbagai cara untuk melakukan sesuatu, sehingga dia
akan mengenal betul potensi dirinya.
Pentingnya pengembangan
kreativitas dalam diri anak ini memiliki empat alasan (S.C. Utami Munandar),
yaitu:
a) Dengan berkreasi, anak dapat
mewujudkan dirinya.
b) Kreativitas sebagai kemampuan
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah,
c) Bersibuk diri secara kreatif
tidak hanya bermanfaat,
d) Kreativitas memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://banten.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx%3FID%3D312%26ContentTypeId%3D0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897
http://blogspotika46.blogspot.com/2014/06/makalah-arti-bermain-bagi-anak.html
Montolalu, B.E.F, dkk. Bermain Dan Permainan Anak.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar