Senin, 30 November 2015

MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA DAN KREATIVITAS





MAKALAH
MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF, BAHASA DAN KREATIVITAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bermain PG-PAUD


Disusun oleh :
Nama  :
-      NURRUL PRIMA WISTRI
-      TUTI ALAWIYAH
-      NIA SITI KURNIASIH

PRODI  :
PG-PAUD



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) Muhammadiyah Kuningan
2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp.(0232) 874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
Website :www.umku.ac.id
 

KATA PENGANTAR

   Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manfaat Bermain Bagi Aspek Perkembangan Kognitif, Bahasa, dan Kreativitas.
            Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bermain, PG-PAUD. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan makalah ini. Walaupun makalah ini belum sempurna tetapi penulis merasa bangga terhadap hasil yang dicapai.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.

Kuningan,     Februari 2015



Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB  I    PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.       Tujuan........................................................................................................ 2

BAB  2    MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF,
BAHASA, DAN KREATIVITAS
A.      Manfaat Bermain....................................................................................... 3
1.    Manfaat bermain bagi aspek perkembangan kognitif........................... 4
2.    Manfaat bermain bagi aspek perkembangan bahasa.................... ........ 5
3.    Manfaat bermain bagi kreativitas anak........................................ ........ 7

BAB  3    PENUTUP
A.      Kesimpulan................................................................................................ 9
Daftar Pustaka........................................................................................................... 12





 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya ditentukan sejak seseorang berusia di bawah lima tahun (balita) dan selama lima tahun pertama hidup seorang manusia, proses tumbuh kembang berjalan sangat cepat. Para ahli menyebut masa tersebut sebagai “masa emas” (golden age) dimana perkembangan otak mencapai 80% dan hanya terjadi satu kali seumur hidup dan apabila anak tidak dibina secara baik, maka anak tersebut dapat mengalami gangguan perkembagan baik secara emosi, sosial, metal, intelektual dan moral yang akan menentukan sikap serta nilai pola perilaku seseorang di kemudian hari.
Menurut Havighurst (Monks,1988) pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi agar individu dapat berkembang dengan optimal dan siap menghadapi tugas perkembangan berikutnya. Jika tidak, maka akan menghambat perkembangan dalam diri individu yang bersangkutan. Tugas perkembangan masa anak usia balita adalah :
1.      Belajar mengenai perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin
2.      Mulai memiliki kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain
3.      Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial
4.      Belajar mengenai apa yang benar dan apa yang salah (perkembangan kata hati).
Orang tua perlu mengetahui dan memahami bahwa banyak kemampuan anak yang masih terpendam, karena sejak lahir setiap anak pada dasarnya telah membawa kemampuan berpikir, berbicara, bergaul, dan sebagainya. Agar kemampuan-kemampuan tersebut dapat dimunculkan dan dimanfaatkan secara optimal, maka diperlukan alat/media/cara yang digunakan secara tepat untuk dapat merangsang perkembangan anak, sehingga dapat menimbulkan rasa senang yang dibutuhkan bagi anak dalam proses belajar anak.
Salah satu alat/media/cara yang dapat kita gunakan untuk merangsang perkembangan anak adalah dengan bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah melekat pada diri anak sejak bayi. Sejak bayi, anak-anak telah memainkan tangan dan jari-jari kaki mereka, benda-benda di sekeliling, memperhatikan gerakan mainan gantung atau cahaya, menggigit, memasukkan benda-benda ke dalam mulut , atau memproduksi suara-suara.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang erat kaitannya dengan Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif, Bahasa, dan Kreatifitas, yaitu sebagai berikut:
1.      Apa saja manfaat bermain bagi aspek perkembangan kognitif itu?
2.      Apa saja manfaat bermain bagi aspek perkembangan bahasa itu?
3.      Apa saja manfaat bermain bagi kreativitas anak itu?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui dan memahami manfaat bermain bagi aspek perkembangan kognitif.
2.      Mengetahui dan memahami manfaat bermain bagi aspek perkembangan bahasa.
3.      Mengetahui dan memahami manfaat bermain bagi kreativitas anak.



BAB II
MANFAAT BERMAIN BAGI ASPEK PERKEMBANGAN
KOGNITIF, BAHASA, DAN KREATIVITAS

A.    Manfaat Bermain
Dunia anak adalah dunia bermain. Kebutuhan bermain sudah dimulai sejak bayi bisa mendengar dan melihat dengan jelas. Warna yang mencolok dan bunyi yang berdering akan menjadi pusat perhatian si kecil yang berusia kurang dari satu tahun. Kemudian semakin berkembang dengan keinginan melihat, memegang, dan melempar. Inilah awal bentuk bermain bagi anak, yang selanjutnya kesehariannya tidak akan lepas dari kesenangannya bermain. Dari bermain itulah anak mendapatkan berbagai manfaat dalam proses perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya.
Beberapa ahli pendidikan diantaranya Plato, Aristoteles, dan Frobel menganggap bahwa bermain sebagai suatu kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai media untuk menguatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Walaupun aktivitas bermain adalah kegiatan bebas yang spontan dan tidak selalu memiliki tujuan duniawi yang nyata serta dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Anak memerlukan waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan dirinya melalui bermain. Hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuan menyatakan bahwa bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup posotif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan perasaan tertekan.
Anak-anak dan aktivitas bermain merupakan dua buah subjek yang telah menyatu dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam aktivitas tersebut, anak-anak akan merasakan kesenangan dan kegembiraan sambil mengembangkan kecerdasan dan mempraktekkan keterampilan hidup yang kelak akan digunakan ketika ia menginjak masa remaja hingga dewasa.
Jelaslah bahwa selain bermanfaat untuk perkembangan kognitif, bahasa dan kreativitas, bermain juga mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak secara keseluruhan.

1.             Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif
Bermain merupakan sebuah media yang sangat penting bagi proses berpikir anak. Bermain membantu perkembangan kognitif anak. Bermain memberi kontribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berpikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang tentu saja memperkaya cara berpikir mereka. Pada usia dini anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman konsep-konsep ini lebih mudah diperoleh jika dilakukan melalui kegiatan bermain.
Bermain sangat berhubungan dengan kecerdasan seorang anak yang meliputi logika, nalar, maupun pengetahuan yang sistematis. Karena anak dalam masa ini mempunyai kemampuan imajinasi yang luar biasa yang dapa dituangkan dalam sebuah permainan sehingga jika ada anak kecil yang selalu berbicara sendiri dengan media bermain maka itu dianggap wajar dan sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, sebab anak mampu mengaktualisasikan terhadap apa yang ada pada dirinya melalui sebuah bermain.
Menurut Piaget (1962), anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari pengalaman yang akan menjadi dasar untuk berpikir kongret ke berpikir abstrak. Vygotsky (1976) menyatakan bahwa pada saat bermain, pikiran anak terbebas dari situasi kehidupan nyata yang menghambat anak berpikir abstrak. Penelitian Hoorn (1993) menunjukkan bahwa bermain memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, imajinatif, dan kreatif.
Anak kecil mempunyai organ memori yaitu otak (cerebri) yang belum banyak terisi. Melalui bermain anak akan mengeksplorasi dan memanipulasi benda-benda di sekitarnya. Anak-anak akan mengenali dan mempelajari berbagai macam warna, berbagai bentuk, berbagai ukuran, dan penggunaannya. Setelah mengenali dan mempelajari, selanjutnya anak akan menyimpannya di dalam sel-sel memori (otak). Semakin banyak sel memorinya terisi oleh data-data tertentu yang diperolehnya melalui permainan, maka akan semakin meningkatkan kemampuan kognitifnya. Manfaat bermain dalam aspek kognitif ;
·         Mengasah kreatifitas anak
·         Mempelajari konsep baru
·         Belajar menyelesaikan masalah
·         Mengembangkan daya imajinasi
·         Meningkatkan perkembangan bahasa
·         Mengembangkan daya eksplorasi anak
·         Mempertajam daya ingat.

2.             Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Bahasa
Bagi bayi dan anak-anak, bermain merupakan alat komunikasi. Bayi akan memberikan balasan senyuman ketika dia diberikan senyuman. Bayi akan merasakan kenyamanan bila orang tuanya menatap dengan mata yang teduh. Bagi anak-anak yang belum mampu berkomunikasi secara verbal, menggambar dan bermain peran adalah bahasa dan komunikasi bagi mereka.
Pada saat bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun sekedar menyatakan pikiran (thinking aloud). Seiring kita menjumpai anak kecil bermain sendiri sambil mengucapkan kata-kata seakan-akan ia bercakap-cakap dengan diri sendiri. Ia sebenarnya sedang membahasakan apa yang ada dalam pikirannya. Menurut Vygotsky (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan. Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak, dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar bahasa.

Contoh-contoh Permainan Bahasa
       Banyak ragam permainan yang dapat mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak. Macam-macam permainan tersebut diantaranya sebagai berikut:
a)      Pesan Berantai
Menurut Djuanda (2006:96), Permainan  ini dilakukan dengan cara, setiap siswa harus membisikan suatu kataatau kalimat atau cerita kepada pemain berikutnya. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/mendengarkan.

b)      Kim Lihat
Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Sediakan beberapa benda (sayur atau buah) yang disimpan di dalam kotak tertutup. Salah satu anggota dari kelompok harus melihat benda apa yang ada di dalam kotak, setelah itu siswa harus menjelaskan secara rinci kepada kelompoknya tentang benda tersebut yang dilihatnya. Anggota yang lain harus mengambil benda yang dijelaskan tadi. Kelompok yang paling cepat dan dapat paling banyak menebak benda yang ada di kotak itulah pemenangnya. Permainan ini melatih keterampilan menyimak dan berbicara.

c)      Simon Berkata
Satu orang adalah Simon. Ia berdiri menghadapi yang lain dan meneriakkan perintah-perintah, seperti Simon berkata, "pegang jari kaki". Semua harus mematuhi dengan memegang jari kaki. Tetapi jika Simon tidak menggunakan kata-kata "Simon berkata" dan peserta lainnya mematuhi perintahnya akan dikeluarkan dari permainan. Permainan menggunakan musik, yang dikeluarkan dari permainan akan kembali bermain jika musik telah selesai. Yang menjadi Simon sebaiknya bergantian.


3.             Manfaat Bermain bagi Kreativitas Anak
Bermain dapat membebaskan anak dari kekangan, membuka fikiran dan memunculkan imajinasinya. Dia akan terus berlatih dengan berbagai karya kreatif, menyelami diri melalui permainan, karena bermain merupakan kesempatan terbaik untuk bekerja, teliti, pembiasaan dan latihan. Dia akan belajar berbagai kejadian hidup dengan bermain, bereksplorasi, dan mencoba berbagai cara untuk melakukan sesuatu, sehingga dia akan mengenal betul potensi dirinya.
Dalam lingkungan bermain yang aman dan menyenangkan, bermain memacu anak menemukan ide-ide serta menggunakan daya khayalnya. Hasil penelitian mendukung dugaan bahwa bermain dan kreativitas saling berkaitan karena baik bermain maupun kreativitas mengandalkan kemampuan anak menggunakan simbol-simbol (Spodek & Sarcho,1988). Saat anak menggunakan daya khayalnya dalam bermain, dengan atau tanpa alat, mereka lebih kreatif.
Pentingnya pengembangan kreativitas dalam diri anak ini memiliki empat alasan (S.C. Utami Munandar), yaitu:
a)    Dengan berkreasi, anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 1999) kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.
b)   Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Kreativitas yang menuntut sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), asli (originality), menguraikan (elaboration) dan dirumuskan kembali (redefinition) yang merupakan ciri berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford (Supriadi, 2001).
c)    Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Hal ini penting diperhatikan karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi perkembangan sosial emosinya.
d)   Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Gagasan-gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Untuk itu pemikiran, sikap dan perilaku kreatif sangat perlu dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan sejak dini.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dunia anak adalah dunia bermain. Kebutuhan bermain sudah dimulai sejak bayi bisa mendengar dan melihat dengan jelas. Warna yang mencolok dan bunyi yang berdering akan menjadi pusat perhatian si kecil yang berusia kurang dari satu tahun. Kemudian semakin berkembang dengan keinginan melihat, memegang, dan melempar. Inilah awal bentuk bermain bagi anak, yang selanjutnya kesehariannya tidak akan lepas dari kesenangannya bermain. Dari bermain itulah anak mendapatkan berbagai manfaat dalam proses perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya.
Anak-anak dan aktivitas bermain merupakan dua buah subjek yang telah menyatu dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam aktivitas tersebut, anak-anak akan merasakan kesenangan dan kegembiraan sambil mengembangkan kecerdasan dan mempraktekkan keterampilan hidup yang kelak akan digunakan ketika ia menginjak masa remaja hingga dewasa.
Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif
Bermain merupakan sebuah media yang sangat penting bagi proses berpikir anak. Bermain membantu perkembangan kognitif anak. Bermain memberi kontribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berpikir dengan membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang tentu saja memperkaya cara berpikir mereka. Pada usia dini anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman konsep-konsep ini lebih mudah diperoleh jika dilakukan melalui kegiatan bermain.
Bermain sangat berhubungan dengan kecerdasan seorang anak yang meliputi logika, nalar, maupun pengetahuan yang sistematis. Karena anak dalam masa ini mempunyai kemampuan imajinasi yang luar biasa yang dapa dituangkan dalam sebuah permainan sehingga jika ada anak kecil yang selalu berbicara sendiri dengan media bermain maka itu dianggap wajar dan sebagai salah satu cara untuk mencerdaskan anak, sebab anak mampu mengaktualisasikan terhadap apa yang ada pada dirinya melalui sebuah bermain.
Manfaat bermain dalam aspek kognitif ;
·         Mengasah kreatifitas anak
·         Mempelajari konsep baru
·         Belajar menyelesaikan masalah
·         Mengembangkan daya imajinasi
·         Meningkatkan perkembangan bahasa
·         Mengembangkan daya eksplorasi anak
·         Mempertajam daya ingat.
Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Bahasa
Pada saat bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun sekedar menyatakan pikiran (thinking aloud). Seiring kita menjumpai anak kecil bermain sendiri sambil mengucapkan kata-kata seakan-akan ia bercakap-cakap dengan diri sendiri. Ia sebenarnya sedang membahasakan apa yang ada dalam pikirannya. Menurut Vygotsky (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan. Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak, dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar bahasa.
Manfaat Bermain bagi Kreativitas Anak
Bermain dapat membebaskan anak dari kekangan, membuka fikiran dan memunculkan imajinasinya. Dia akan terus berlatih dengan berbagai karya kreatif, menyelami diri melalui permainan, karena bermain merupakan kesempatan terbaik untuk bekerja, teliti, pembiasaan dan latihan. Dia akan belajar berbagai kejadian hidup dengan bermain, bereksplorasi, dan mencoba berbagai cara untuk melakukan sesuatu, sehingga dia akan mengenal betul potensi dirinya.
Pentingnya pengembangan kreativitas dalam diri anak ini memiliki empat alasan (S.C. Utami Munandar), yaitu:
a)      Dengan berkreasi, anak dapat mewujudkan dirinya.
b)      Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah,
c)      Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat,
d)     Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.



DAFTAR PUSTAKA

http://banten.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx%3FID%3D312%26ContentTypeId%3D0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897
http://blogspotika46.blogspot.com/2014/06/makalah-arti-bermain-bagi-anak.html
Montolalu, B.E.F, dkk. Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar