MAKALAH
LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pembimbing : Dodi Ahmad
Haerudin, M.Pd.I

Disusun
oleh :
1.
Nurrul Prima Wistri
2.
Kusmayati
3.
Nurhapidah
STKIP Muhammadiyah Kuningan
Tahun Ajaran 2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp. (0232)
874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
KATA PENGANTAR
Alhamdhulillah segala puji bagi Allah SWT, serta
shalawat dan salam senantiasa terlimpah Kepada nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya
dan para sahabatnya, makalah dengan judul “Lembaga Pendidikan Keluarga” dapat
selesai pada waktunya.
Keberhasilan penyusun dalam menyusun makalah ini
tentu tidak lepas dari bantuan semua pihak. Untuk itu penyusun menyampakan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan yang masih perlu bimbingan, untuk itu penyusun mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kuningan, Oktober 2012
|
|
|
|
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI
………………………………………………………………… iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
……………………………………………… 1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………... 2
C.
Tujuan Penulisan
……………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Keluarga ……………………………. 3
B.
Tujuan, Fungsi dan
Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga …. 4
C.
Pentingnya Pendidikan
Dalam Keluarga …………………… 6
D.
Strategi Pendidikan
Keluarga ………………………………. 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
…………………………………………………. 8
B.
Daftar Pustaka
…………………………….............................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar
keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slamento ( 1990 : 56 ) faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan keluarga adalah salah
satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga yang maksimal,
memiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa. Sedangkan lemahnya
pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan minat siswa dalam
belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar siswa.
Kegiatan pendidikan selalu
berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak.
Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan,
politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di
dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia
seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan
pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk
individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah
individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah
dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Karenanya
Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah pengertian lingkungan
pendidikan keluarga ?
2.
Apakah tujuan, fungsi dan ruang
lingkup pendidikan keluarga ?
3.
Bagaimana pentingnya pendidikan
keluarga ?
4.
Bagaimana strategi pendidikan
keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian
lingkungan pendidikan keluarga.
2.
Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan
ruang lingkup pendidikan keluarga.
3.
Untuk mengetahui bagaimana
pentingnya pendidikan keluarga.
4.
Untuk mengetahui strategi pendidikan
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi
perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam
kehidupannya.
Adapun pengertian keluarga secara
etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota-anggotanya mengabdikan
diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan keluarga menurut istilah
adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah
perkawinan dan adopsi. B. Boston
yang dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 :
11 ) mengatakan, keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga
yang dapat dijadikan tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk
pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga
adalah bantuan / pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak
itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan keluarga merupakan bagian
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan ( UU
Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang
Lingkup Pendidikan Keluarga
1.
Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi
anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan
kesatuan hidup bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan
pendidikan utama.
Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar
belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar
anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat
mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah secara
empirik sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam
membimbing anak.
2.
Fungsi Pendidikan Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah :
a.
Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan
keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar
dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan
tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b.
Fungsi sosialisasi anak adalah
keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat
beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan
diterima oleh masyarakat luas.
c.
Fungsi proteksi (perlindungan)
adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman,
damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d.
Fungsi afeksi (perasaan) keluarga
sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara
sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e.
Fungsi religius keluarga sebagai
wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f.
Fungsi ekonomi adalah keluarga
sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus
mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g.
Fungsi rekreasi, keluarga harus
menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh
semangat.
h.
Fungsi biologis, keluarga sebagai
wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.
3.
Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat
diketahui dari jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab
keluarga dalam mendidik anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak
anak dalam kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan
dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan
pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif
dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu berdiri sendiri
karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri
dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya
C.
Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi dan strateginya penguatan
institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani
(2001) mengemukakan bahwa sejak
dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan keterampilan dasar
manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa
keluarga yang tangguh bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar
penyangga terbentuknya civil society.
Betapa pentingnya pendidikan
keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang. Pentingnya pembentukan sumber
daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat dari konsep investment in
children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai wahana pengembangan
sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan perkembangan daya
nalar anak.
D. Strategi Pendidikan
Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga
adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous (
menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan, mempengaruhi dari
luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat
proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku, cara
berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor
keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan
sarana / alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti
dan moral.
Di dalam keluarga yang religius
terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan religius. Dan
pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak, tingkat
penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif
dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan
mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi lain dalam mengembangkan
pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang anak yang
pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental, sosio-emosional
dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting yang mencakup aktivitas
yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi yang dapat digunakan oleg
orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a.
Bantulah anak untuk menemukan
sendiri tujuan hidupnya.
b.
Bantulah anak mengembangkan perilaku
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c.
Jadilah figur ideal bagi anak dalam
berperilaku.
d.
Beri semangat dan gugah hati anak
untuk berperilaku terpuji.
Menurut
Popov dkk (1997) orang tua dapat
berperan sebagai :
a.
Educator
b.
Autority
c.
Guide
d.
Conselor
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami
simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan
pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan bimbingan
dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah
tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai
budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan pendidikan keluarga
adalah memlihara, mendidik dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu (1) Fungsi
edukatif; (2) Fungsi Sosialisasi; (3) Fungsi Proteksi; (4) Fungsi Afeksi; (5)
Fungsi Religius; (6) Fungsi Ekonomi; (7) Fungsi Rekreasi; (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan dalam keluarga
sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Di
samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan lingkungan
keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya :
a.
Bantulah anak untuk menemukan
sendiri tujuan hidupnya.
b.
Bantulah anak mengembangkan perilaku
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c.
Jadilah figur ideal bagi anak dalam
berperilaku.
d.
Beri semangat dan gugah hati anak
untuk berperilaku terpuji.
Sedangkan
menurut Popov dkk (1997) dapat
berperan sebagai :
a.
Educator
b.
Autority
c.
Guide
d.
Konselor
DAFTAR PUSTAKA
Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan
Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat
Nurteti, Lilis. 2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan
Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat. Untuk kalangan sendiri.
Arifin, M. Dam Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar