METODE PEMBELAJARAN BERCERITA
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pemmbelajaran PAUD
PG-PAUD
Semester IV
Dosen
: Bpk. Dudung Abdussalam, M.Pd

Disusun
oleh :
1.
|
Nurrul
Prima Wistri
|
2.
|
Kusmayati
|
3.
|
Nining
Rukmini
|
4.
|
Heni
Dianawati
|
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan
Tahun Akademik 2012 -
2013
Jl.Raya
Cigugur No.28 Telp. (0232) 874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
Website : www.umku.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran PAUD.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dudung abdussalam, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran PAUD. Penulis juga berterima
kasih kepada teman-teman yang telah memberi pengarahan dan petunjuk dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen pembimbing maupun teman-teman sangat
penulis harapkan tegur sapanya untuk
perbaikan makalah ini dan selanjutnya.
Kepada Allah
SWT, kami memohon taufik dan hidayah-Nya semoga dalam pembuatan makalah ini
senantiasa dalam keridhaannya-Nya. Amin.
Kuningan, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II. METODE PEMBELAJARAN BERCERITA
2.1
Pengertian Metode Pembelajaran Bercerita............................................. 3
2.2
Langkah-langkah
Pembelajaran melalui Bercerita................................... 6
2.3
Tema Kegiatan Bercerita
bagi anak PAUD............................................. 7
2.4
Manfaat Metode
Bercerita bagi anak PAUD.......................................... 7
2.5
Tujuan Kegiatan Bercerita bagi anak PAUD........................................... 8
2.6
Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran melalui Bercerita................... 8
BAB III. PENUTUP
3.1
Kesimpulan.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama
dalam konteks penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran sangatlah penting. Artinya,
bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan
efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur,
1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang
paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas
dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran,
yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi
yang dihadapinya.
Anak memiliki karakteristik yang
berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal
belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang
dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami
dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak
usia dini salah satu karakteristik anak
adalah Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan
keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. Strategi
pembelajaran melalui bercerita dapat di gunakan dalam pembelajaran anak usia
dini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang dikemukakan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah
yang erat kaitannya dengan Metode Pembelajaran Bercerita, yaitu sebagai
berikut:
a. Apa pengertian Metode Pembelajaran Bercerita?
b. Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran melalui
Bercerita ?
c. Apa saja Tema Kegiatan Bercerita bagi anak
PAUD ?
d. Apa manfaat Metode Bercerita bagi anak PAUD ?
e. Apa tujuan kegiatan Bercerita bagi anak PAUD ?
f. Apa saja Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran
melalui Bercerita ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
a. Memahami pengertian Metode Pembelajaran
Bercerita.
b. Memahami Langkah-langkah Pembelajaran melalui
Bercerita.
c. Memahami Tema Kegiatan Bercerita bagi anak
PAUD.
d. Memahami manfaat Metode Bercerita bagi anak
PAUD.
e. Memahami tujuan kegiatan Bercerita bagi anak
PAUD.
f. Memahami Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran
melalui Bercerita.
BAB II
METODE PEMBELAJARAN
BERCERITA
2.1 Pengertian Metode
Pembelajaran Bercerita
Cerita
adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak. Biasanya cerita disukai
anak, yaitu cerita yang berkaitan dengan dunia binatang.
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak PAUD dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.
Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan
tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak PAUD.
Menurut Abudin Nata, Metode bercerita adalah suatu metode
yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat
alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap
perasaan. Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.
Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan
lingkungan keluarga,
sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak di PAUD yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.
sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak di PAUD yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita
secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat
disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka
metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi anak
didik.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam
kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung
sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat duduk pun harus diatur
sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin komunikasi
yang lebih efektif.
Untuk dapat bercerita dengan baik, guru
sebaiknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Menguasai isi
cerita secara tuntas
2. Memiliki
keterampilan bercerita
3. Berlatih dalam
irama dan modulasi suara secara terus-menerus
4. Menggunakan
perlengkapan yang menarik perhatian anak
5. Menciptakan situasi emisional sesuai dengan
tuntutan cerita
Kemampuan guru bercerita dengan baik
harus didukung dengan cerita yang baik pula. Kriteria pemilihan cerita adalah berikit ini:
a) Cerita itu
harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. Kalau cerita itu menarik
dan memikat perhatian, maka guru akan bersungguh sungguh dalam menceritakan
kepada anak secara mengasikkan.
b) Cerita itu
harus sesuai dengan kepribadian
anak, gaya dan bakat anak, supaya memiliki daya tarik terhadap perhatian anak
dan terlibat aktif dalam kegiatan bercerita.
c) Cerita itu
harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak PAUD.
d) Cerita itu
harus cukup pendek, dalam rentangan jangkauan waktu perhatian anak.
Berkaitan denga
penyampaian cerita, terdapat beberapa macam teknik bercerita yang dapat
dipergunakan. Berikut ini akan dibahas teknik-teknik yang bisa digunakan oleh
guru dalam membacakan cerita:
1.
Membaca
langsung dari buku cerita
Bercerita dengan membacakan langsung dari buku cerita
dapat dilakukan jika guru memiliki buku cerita yang sesuai dengan anak.
2.
Bercerita
dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
Teknik bercerita ini dapat dipilih guru jika cerita yang
akan disampaikan pada anak terlalu panjang terinci. Penggunaan ilustrasi gambar
dapat menarik perhatian anak, sehingga teknik bercerita ini akan berfungsi
dengan baik.
3.
Menceritakan
dongeng
Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan
budaya yang berupa nilai-nilai luhur dari satu generasi ke generasi yang
berikutnya.
4.
Bercerita
dengan menggunakan papan flanel
Teknik bercerita ini dapat dipilih jika guru ingin
menekankan urutan cerita serta karakter tokoh cerita.
5.
Bercerita
dengan menggunakan media boneka
Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan
tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan akan mewakili
tokoh-tokoh cerita yagn disampaikan.
6.
Dramatisasi
suatu cerita
Teknik bercerita dengan dramatisasi seperti ini adalah
bercerita dengan cerita memainkan perwatakkan tokoh-tokoh dalam suatu cerita
yang disukai anak dan merupakan
daya tarik yang
bersifat universal (Gordon, Browne, dalam Moeslichatoen R, 1996). Cerita yang
disampaikan adalah cerita yang disukai oleh anak.
7.
Bercerita
sambil memainkan jari-jari tangan
Bercerita dengan teknik ini memungkinkan guru berkreasi
dengan menggunakan jari tangnnya sendiri. Guru dapat
menciptakan bermacam-macam cerita dengan memainkan jari tangan, sesuai dengan
kreativitas guru masing-masing.
2.2 Langkah-langkah Pembelajaran melalui
Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan
kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian
tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih dahulu
harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh
secara sistematis.
Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan
tujuan dan tema yang dipilih untuk kegiatan bercerita.
Tujuan kegiatan bercerita ada dua yaitu: memberikan
informasi tentang nilai-nilai sosial, moral atau keagamaan. Tema dipilih
berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan serta berdasarkan pada kehidupan
anak di dalam keluarga, disekolah, atau di masyarakat.
2. Menetapkan
bentuk bercerita yang dipilih.
Misalnya
bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar,
menggunakan papan flannel, dst.
3. Menetapkan
bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
Sesuai dengan bentuk bercerita yang
telah dipilih yakni bercerita dengan membaca buku, maka guru menyiapkan buku yang sesuai
dengan tema cerita serta memperlihatkan kepada anak gambar-gambar yang ada pada
buku tersebut.
4. Menetapkan
rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:
a)
Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita
Mengkomunikasikan
tujuan dan tema merupakan pemberian informasi tentang tujuan yang ingin dicapai
melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih.
b)
Mengatur tempat duduk,
Setting yang bisa dipilih guru diantaranya anak duduk melingkar di atas
tikar atau karpet, atau anak duduk di kursi dengan format setengah lingkaran.
c)
Melaksanaan kegiatan pembukaan,
d) Mengembangkan
cerita yang dituturkan guru,
e)
Menetapkan teknik bertutur,
f)
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan isi cerita.
5. Menetapkan
rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru
menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan
untuk menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi
cerita dengan baik.
Pengaturan tempat duduk, merupakan
hal yang patut mendapat perhatian karena pengaturan yang baik membuat anak
merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping teknik bercerita.
Rancangan
penelitian kegiatan bercerita mengacu pada rancangan pelaksanaan kegiatan, serta tujuan dan tema yang dipilih
sebelumnya. Dalam rancangan
kegiatan telah ditetapkan bahwa tujuan bercerita adalah:
a)
Menanamkan kepekaan dan keterangan terhadap penderitaan orang lain,
b)
Menanamkan kesukaan menolong orang lain,
c)
Menanamkan kecintaan kepada orang lain.
2.3 TEMA KEGIATAN BERCERITA
BAGI ANAK PAUD
Tema yang dapat
dipilih sebagai materi cerita sangatlah banyak dan beragam, diantaranya adalah
tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari. Sebagai contoh
bagaimana kehidupan anak dalam keluarga, sekolah dan lingkungan tempat
tinggalnya. Selain itu dapat pula dipilih tema yang berkaitan dengan pengalman
anak dengan binatang-binatang dan tanaman.
2.4 MANFAAT BERCERITA BAGI ANAK TK
Penggunaan
bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak, patut
dipertimbangkan. Terlebih jika dikaji manfaat kegiatan bercerita bagi
pencapaian tujuan PAUD (Moeslichatoen
R, 1996):
1. Bagi anak usia PAUD mendengarkan cerita yang menarik yang
dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikan.
2. Guru dapat
memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian,
kesetiaan, keramahan, ketulusan, dan sikap-sikap positif yang lain dalam
kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah.
3. Bercerita juga memberikan sejumlah
pengetahuan sosal, nilai-niali moral dan keagamaan.
4. Kegitan
bercerita memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.
5. Memungkinkan
anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
6. Memungkinkan
pengembangan dimensi perasaan anak PAUD.
7. Metode
bercerita dipergunakan guru untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial
anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
8. Membantu anak
membangun bermacam peran yang memungkinkan dipilih anak, dan bermacam layanan
jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
2.5 TUJUAN KEGIATAN BERCERITA BAGI ANAK PAUD
Secara umum
kegiatan bercerita memiliki tujuan agar :
·
Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama
yang terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat menghayatinya dan
menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
·
Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang perlu
diketahui oleh anak. Lingkungan fisik berkaitan dengan segala sesuatu yang ada
disekitar anak selain manusia.
2.6 Kekurangan dan kelebihan strategi
pembelajaran melalui bercerita
Metode
bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya
dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan
kepada anak.
Adapun
kelebihan metode ini adalah:
1. Dapat
meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan
cerita-cerita.
2. Sangat
sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan
nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga
mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari
perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
3. Tidak
membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain:
1. Dalam
pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak sedikit
terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini dengan
metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
2. Guru
dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik, sehingga anak
tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan
akan diterima anak dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode bercerita merupakan salah
satu pemberian pengalaman belajar bagia anak PAUD dengan membawakan cerita
kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan
mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagu anak
PAUD.
Dalam penerapan strategi pembelajaran melalui
bercerita guru harus menyusun langkah-langkah pembelajaran melalui becerita dan
menguasai teknik-teknik bercerita yang baik agar anak tertarik dan memahami isi
dan tujuan yang ingin di sampaikan guru kepada anak didik.
Strategi pembelajaran melalui bercerita
terdiri dari 5 langkah, adalah sebagai berikut: Menetapkan tujuan dan tema
cerita, Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, Menetapkan bahan dan alat
yang diperlukan dalam kegiatan bercerita, Menetapkan rancangan langkah-langkah
kegiatan bercerita, Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita. Tema yang dapat
dipilih sebagai materi cerita sangatlah banyak dan beragam, diantaranya adalah
tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari.
Metode
bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya
dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan
kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Moeslichatoen,
2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar