PERMASALAHAN DALAM PAUD
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PAUD Semester 1

Disusun
Oleh :
1.
|
Ade
Erna Angrayini
|
2.
|
Elis
Suharyanti
|
3.
|
Fitri
Yuliani Azmi
|
4.
|
Nurrul
Prima Wistri
|
STKIP Muhammadiyah Kuningan
Tahun Akademik 2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp. (0232)
874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Permasalahan PAUD
“.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan
tuagas makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,mungkin juga terdapat
kesalahan. Oleh karna itu kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan makalah
ini amatlah penulis harapkan,darimana pun datangnya.
Akhir kata
penulis semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
Kuningan,
Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………...
i
Daftar isi ……………………………………………………………………..
ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………............ 1
1.1.
Latar Belakang
……………………………………………………………. 1
1.2.
Rumusan masalah
………………………………………………………… 2
1.3.
Tujuan Penulisan
Makalah ……………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
……………………………………………………. 3
2.1.
Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) …………………………................ 3
2.2.
Permasalahan dalam
Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) ……………….
4
BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita
jaga dan kita didik agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan
siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang
sesuai potensinya terutama dalam bidang pendidikan.
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan
potensi-potensi yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan
dan Kepedulian-Nya. Merupakan tugas orang tua dan guru untuk dapat menemukan
potensi tersebut, syaratnya adalah penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari
lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan
disertai dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya
akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia,
kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan
sosial.
Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses
pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk
mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap
perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.
Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian
rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan
untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pemerintah saat ini
sedang menggiatkan Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan PAUD. Di setiap
desa dibuka pendidikan ini minimal 1 kelompok, bahkan di beberapa desa bisa
sampai 5 kelompok atau lebih. Disadari atau tidak, bahwa mendidik anak pada
usia dini tidak kalah sulit dengan mendidik anak usia SMP dan SMA, bahkan
sebagian orang mengatakan lebih sulit. Mereka berpendapat bahwa pendidikan di
level ini meletakkan dasar-dasar sukses hidup dan kehidupan masa depan anak.
Pendidikan di usia dini sasaran utamanya adalah pembentukan karakter anak,
sedang pada sekolah menengah lebih cenderung pada aspek akademis. Pendidikan
usia dini (PAUD dan TK) yang mengorientasikan diri pada unsur akademis saja
adalah satu kekeliruan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa
Pendidikan Anak usia Dini itu?
2. Permasalahan
dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)?
1.3.
Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan penulisan
Makalah ini adalah sebagai berikut :
- Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PAUD.
- Melatih mahasiswa untuk dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
- Melatih mahasiswa dalam pengalaman langsung atau tidak langsung menangani Permasalahan dalam PAUD.
BAB
II
PERMASALAHAN
DALAM PAUD
2.1.
Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat
tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14,
pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
2.2.
Permasalahan dalam Pendidikan anak Usia Dini (PAUD)
Meskipun
pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas PAUD,namun masih harus mengahdapi persoalan yang kompleks,antara lain
:
1.
Ekonomi lemah
Banyak anak yang hanya
menikmati air susu ibunya hanya satu tahun,karna banyak anak yang baru satu
tahun sudah memiliki adik lagi,kualitas makanan pun tidak memenuhi gizi anak.
Kondisi itu menyebabkan potensi genetisnya tidak berkembang secara
optimal,keadaan itu makin parah adanya krisis ekonomi yang menjalar ke berbagi
sektor sehingga pertumbuhan badan dan intelektualnya terhambat.
2.
Kualitas asuhan rendah
Banyak ibu atau calon ibu yang tidak mengetahu cara
mendidik,mengasuh dan merawat anaknya dengan baik. Karna pendidikan seorang ibu
yang rendah.
3.
Kualitas PAUD rendah
Institusi PAUD yang sangat
rendah,sehingga banyak PAUD yang biaya nya itu ditanggung oleh orang tua. Biaya
PAUD lebih besar daripada biaya SD. Dengan kondisi seperti itu banyak orang tua
yang tak sanggup untuk membayar tinggi,sehingga kualitas layanan PAUD tidak
seperti yang diharapkan
4.
Program Intervensi Orang Tua Rendah
Banyak ibu hamil yang
kekurangan gizi dan tidak pernah memeriksakan diri ke dokter sehingga
pertumbuhan dan perkembangan janinnya kurang terawat dan tidak optimal
5.
Kuantitas PAUD
Minimnya jumlah TK negeri
disebabkan persepsi yang salah yang menganggap pendidikan prasekolahyang tidak
wajib bagi anak,padahal pada usia 0-8 tahun itu adalah waktu yang tepat untuk
menumbuhkembangkan potensi anak.
6.
Kualitas guru PAUD rendah
Banyak guru TK berasal dari
SPG-TK,SPG bahkan lulusan SLTA atau SLTP,itu juga diperparah dengan adanya otonomi
daerah yang tak mampu untuk mengangkat dan menggaji guru TK.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. PAUD
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan sang anak.
Menperhatikan pertumbuhan perilaku hal yang penting dalam mendidik anak.
Dalam pendidikan anak usia dini,
para pendidik mengalami hambatan dan tantangan dalam hal mengembangkan peserta
didiknya yaitu berhubungan dengan perilaku peserta didik dalam kelas .Perilaku
yang sering bersifat negative peserta didik mengakibatkan munculnya perilaku
bermasalah . Pencegahan terhadap timbulnya masalah seperti ini harus dilakukan
agar tidak semakin menjadi suatu permasalahan yang lebih besar.
Mengajar anak usia dini merupakan
tanggung jawab yang berat. Usia merupakan masa kritis perkembangan kognitif,
kemandirian, koordinasi motorik, kreativitas, dan sikap positif terhadap hidup.
Pendidik anak usia dini harus membimbing dengan penuh kasih sayang bagi para
anak – anak. Menciptakan suasana masa prasekolah yang menyenangkan dapat
mendorong anak untuk giat belajar.
Para pendidik dalam PAUD mengalami
hambatan dan tantangan dalam mengembangkan peserta didiknya yaitu berhubungan
dengan perilaku – perilaku peserta didik. Perilaku yang bersifat negatif yang
dilakukan oleh peserta didik mengakibatkan munculnya perilaku bermasalah.
Pencegahan terhadap timbulnya masalah seperti ini harus dilakukan agar tidak
menjadi permasalahan yang dapat mengganggu aktifitas belajar dalam PAUD.
Perilaku tersebut merupakn tantangan
bagi para pendidik, karena tidak ada pendidik yang terbebas dari masalah justru
ini menjadikan tantangan sendiri dalam mendewasakan diri pendidik serta dapat
memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pendidik dalam memberikan reaksi
terhadap perilaku anak.
1. Perilaku Negatif Anak Usia
Dini, Dampak, dan Solusi Penanganan
Perilaku – perilaku negatif yang
menimbulkan masalah menandakan anak bukan sebuah barang cetakan melainkan
suatu pribadi unik. Anak bisa dididik untuk bersikap baik terhadap orang lain
dengan mengamati perilaku baik orang tua atau pendidik, dengan penjelasan
spesifik mengenai perilaku baik, dengan tindakan orang dewasa yang menghargai,
memperhatikan serta memberi pujian ketika mereka menunjukkan sikap tersebut.
Contoh perilaku – perilaku negatif yang dilakukan oleh anak usia dini yaitu :
·
Anak sering mengalami kekecewaan sehingga anak mudah putus
asa dan malas melakukan kegitan.
Solusi yang dilakukan pendidik yaitu
melakukan bicara kepada anak dan mencari tahu sumber kekecewaannya.
·
Anak sering menangis dan cemberut sehingga anak tidak mau
bergabung dengan temannya.
Solusi yang dilakukan pendidik
seperti memberikan penjelasan dengan mengatakan “ Kamu membuat dirimu
sendiri sedih saat kamu seharusnya bisa merasa senang bermain dengan teman –
teman “.
·
Anak sering menggunakan bahasa kasar sehingga mengakibatkan
menimbulkan perilaku tidak sopan dan dapat menyakiti teman lainnya.
Solusi yang dapat dilakukan oleh
pendidik adalah mengajarkan cara berbicara dan kata – kata yang bisa diterima
dan tidak di dalam kelas .
·
Anak sering mencuri sehingga menimbulkan keributan dan
kerugian oleh temannya.
Solusi yang dapat dilakukan oleh
pendidik yaitu mencari barang curian dan pelakunya. Hal ini akan lebih mudah
karena anak dalam usia demikian masih lugu sehingga dapat ditebak dari
perilakunya.
·
Anak sering melakukan masturbasi sehingga mengakibatkan para
peserta didik lain melihat dan menirukan aktifitas tersebut.
Solusi yang dilakukan adalah
mengalihkan perhatian kepada sang anak agar bisa bermain dengan menggunakan
tangannya dan memberikan penjelasan kepada sang anak bahwa masturbasi adalah
perbuatan yang tidak baik dilakukan dan hal yang pribadi.
·
Anak sering marah – marah sehingga banyak teman yang
menghindarinya.
Solusi yang dapat dilakukan yaitu
mengajar bicara sang anak seperti “ Rini sedang marah ya?Ibu ngerti kok,
tapi marah itu ga baik mending kita main aja yuk!” .
·
Anak yang hiperaktif sehingga mengakibatkan temannya merasa
terganggu dan dapat membahayakan anak.
Solusi yang dapat dilakukan menata
lingkungan yang aman bagi sang anak sehingga gerakan – gerakan yang
dilakukannya tidak membahayakan.
Sebagai orang tua maupun pendidik
(guru) dalam lembaga, selayaknya harus mengerti benar tentang anak
didik. Di tuntut untuk mampu mengerti dan memahami karakter anak anda untuk
memastikan tingkat atau jenjang yang sesuai bagi mereka. Terutama anak-anak
yang masih duduk di bangku pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun di bangku taman kanak-kanak.
Pola asuh anak dalam keluarga sangat berpengaruh dalam segala aspek
perkembangan anak termasuk dalam beberapa kecerdasan anak, beberapa acuan
sederhana kecakapan intrapersonal yang dapat digunakan untuk mengukur kesiapan
anak memasuki sekolah dasar diantaranya:
·
Anak sudah mampu
mengurus diri sendiri, antara lain dalam hal buang air kecil dan buang air
besar.
·
Anak sudah mampu
melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu dengan inisiatifnya sendiri, misalnya
bangun, mandi, dan makan tanpa harus disuruh-suruh atau di kejar-kejar untuk
melaksanakan urutan tugas-tugas tersebut agar tidak terlambat sekolah.
·
Anak sudah memiliki
inisiatif sendiri untuk belajar dan segera mengerjakan dan menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
·
Anak sudah memiliki
kesadaran bahwa untuk dapat memahami dan mendalami suatu ilmu atau kecakapan,
harus belajar dengan benar.
·
Anak sudah mampu
mengelola dan mengendalikan serta mengelola emosinya secara tepat guna
(appropriate) dan konstruktif, bukan secara destruktif (mengamuk, membanting,
memukul, berguling-guling dan sebagainya).
Beberapa aspek diatas mau tidak mau harus
dimiliki oleh anak, guna
kesuksesan belajarnya. Menurut Tembong, melalui proses pembelajaran yang benar,
baik di rumah, di sekolah, maupun dilingkungan pengembangan lainnya, di akhir
masa sekolah dasar, diharapkan
anak memiliki :
·
Need of Achievement
(keinginan untuk berprestasi) yang cukup tinggi. Keinginan yang muncul dari
dirinya sendiri atau kebutuhan menjadi lebih baik dari hasil sebelumnya.
·
Need of competences
(kompetensi) Keinginan atau kebutuhan untuk mampu menguasai berbagai macam
kecakapan yang diperlukan dalam perkembangan berikutnya.
·
Kemampuan mengelola dan
mengungkapkan emosi-emosi nya secara lebih dewasa.
·
Kemampuan untuk
menentukan pilihan atas stimulus yang positif dan konstruktif.
Adapun beberapa tolak ukur keberhasilan
yang cukup penting dan mendasar dalam perkembangan kecakapan interpersonal anak
adalah :
v
Anak-anak mampu menjalin
kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman sebaya.
v
Anak-anak mampu memaafkan
kesalahan orang lain dan meminta maaf bila mereka bersalah.
v
Anak-anak mampu
beradaptasi dengan lingkungan sosial atau pertemanan baru.
v
Anak mampu
mengidentifikasi peranan penting dirinya, baik didalam lingkungan keluarga,
sekolah maupun di kalangan teman-teman sebayanya.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada
dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum
berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak
yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan
serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan
kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang
merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada
periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga
masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila
terlewat berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia
dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari
lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau dari
psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia
0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di
lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia
dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar