MODEL PEMBELAJARAN TEACHER CENTERED
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum AUD Semester II PAUD

Disusun
Oleh :
1.
|
Elis Suharyanti
|
2.
|
Fitri Yuliani Azmi
|
3.
|
Nurrul Prima Wistri
|
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
Muhammadiyah Kuningan
Tahun Akademik 2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp. (0232)
874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
Website
: www.umku.ac.id
MODEL PEMBELAJARAN
TEACHER CENTERED
a.
Pengertian
Model Pembelajaran Teacher Centered
1.
Pengertian
Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki
arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.
a)
Ciri-ciri Model Pembelajaran
1. Rasional teoritik yang logis
yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan
Nur ada lima model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:
pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan
masalah; diskusi; dan learning strategi.
b)
Memilih
Model Pembelajaran Yang Baik
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih
model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan
pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru
yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar.
Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru
mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh
Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model
instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru
dalam mengajar.
Setiap
guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan
dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan
kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
2.
Pengertian Teacher Centered
Teacher centered adalah suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa
mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan (Smith, dalam Sanjaya,
2008: 96). Cara pandang bahwa pembelajaran (mengajar) sebagai proses
menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan ini memiliki beberapa ciri
sebagai berikut:
a) Memakai pendekatan berpusat pada
guru atau teacher centered. Dalam model pembelajaran ini gurulah yang harus menjadi
pusat dalam KBM. Dalam pembelajaran teacher centered, guru memegang peran
sangat penting. Guru menentukan segalanya. Apa yang harus dikuasai siswa, semua
tergantung guru. Bahkan seorang guru di teacher centered memiliki hak legalitas
keabsahan pengetahuan (yang benar itu seperti yang dikatakan guru). Oleh karena
begitu pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada
guru, dan tak mungkin ada pembelajaran apabila tidak ada guru.
Sehubungan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
Sehubungan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
b) Selain guru sebagai pusat yang
menentukan segalanya dalam pembelajaran, ciri lain adalah siswa ditempatkan
sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme
yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa dituntut untuk memahami segala sesuatu yang disampaikan
guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Jenis
pengetahuan dan keterampilan kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa,
akan tetapi berangkat dari pandangan yang menurut guru dianggap baik dan
bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk
mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya, bahkan untuk belajar
sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas. Sebab dan proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
c) Kegiatan pembelajaran terjadi pada
tempat dan waktu tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya
belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat
belajar. Adanya tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat
formal, siswa duduk di bangku berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga
hanya dalam waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar
satu materi tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti
bagian-bagian yang terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya.
d) Tujuan utama pengajaran adalah
penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari
sejuah mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi
pelajaran yang disampaikan di sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri
merupakan pengelaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara
sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan
selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu
memahami apa gunanya mempelajari bahan tersebut. Oleh karena kriteria
keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi
yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis (paper and pencil test)
yang dilaksanakan secara periodik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar