Sabtu, 05 Desember 2015

OUTDOOR EDUCATION UNTUK ANAK PAUD



OUTDOOR EDUCATION UNTUK ANAK PAUD
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Fisik Motorik PG-PAUD Semester II
Dosen : Bpk. Dudung Abdussalam, M.Pd

592275_362899060413783_1808857393_n.jpg

Disusun oleh :
1.
Nurrul Prima Wistri
2.
Kusmayati
3.
Ida Widiawati
4.
Fitri Yuliani Azmi
5.
Erin Nurhayati


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) Muhammadiyah Kuningan
Tahun Akademik 2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp. (0232) 874085 Fax. (0232) 871281 kuningan 45511
Website : www.umku.ac.id




BAB I
PENDAHULUAN
Peran guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya. Seperti kita ketahui bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini.
Pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini dilakukan dengan cara bermain sambil belajar. Pembelajaran dikemas sedemikian rupa agar dapat memberikan suasana yang menyenangkan, memuaskan dan membekas. Dalam hal ini guru merancang pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan stimulasi dan membantu mengembangkan potensi seoptimal mungkin. Karena pada usia ini menurut para ahli menyebutnya masa keemasan (golden age). Hal ini sesuai dengan pendapat Surya (1985 : 51), masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan awal bagi anak mengenal sekolah, mulai berkelompok, masa menjelajah, bertanya, meniru, kreatif dan usia bermain.
Berdasarkan jenisnya, bermain dapat dibedakan menjadi bermain sensori, bermain simbolik dan bermain pembangunan. Bermain sensori yaitu kegiatan bermain yang melibatkan alat sensori yakni panca indera; penciuman, perabaan, perasa, penglihatan dan pendengaran. Bermain simbolik yaitu kegiatan bermain pura-pura sebagai peniruan peran atau tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan anak, karena anak usia dini berada pada tahapan simbolik atau berpura-pura. Sedangkan bermain pembangunan yaitu kegiatan bermain yang mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam membangun pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru seperti dalam kegiatan membangun lego dan bermain balok. Bermain dapat dilakukan di mana saja, baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Adapun pembelajaran yang mendukung bermain di luar ruangan (outdoor) yaitu pembelajaran di alam (outdoor education).


BAB II
OUTDOOR EDUCATION UNTUK ANAK PAUD
Outdoor education yakni pembelajaran di alam, segala sesuatu yang berhubungan dengan alam di antaranya lingkungan sekitar kita. Seorang guru itu harus bias memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar anak dengan metode bermain pada anak usia dini.
1.            Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam sisi lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
2.            Lingkungan Belajar Dan Bermain Di PAUD
Penggunaan dan pengaturan lingkungan belajar merupakan suatu kegiatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan. Baik yang terkait dengan pengembangan anak secara optimal, maupun yang terkait dengan luasnya ruangan yang tersedia, ataupun bahan-bahan dan peralatan yang ada.
Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidikan di PAUD sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan di luar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
a)            Prinsip-Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Anak
·               Tingkat Perkembangan Anak
Pengaturan lingkungan belajar dan bermain perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, baik dalam segi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, maupun psikososial.
·               Stimulasi Perkembangan Anak
Lingkungan belajara dan bermain hendaknya diatur dengan tujuan untuk menstimulasi perkembangan anak. Oleh sebab itu, lingkungan tersebut harus memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk eksplorasi, penyelidikan, interaksi sosial, komunikasi, dan peningkatan kemampuan koordinasi gerakan motorik.
·               Menghindarkan Anak Cedera
Lingkungan belajar dan bermain harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan anak dari kemungkinan mendapat cedera. Penempatan alat-alat, pemilihan alat permainan dan pengaturan ruangan perlu memperhatikan keselamatan anak. Setiap guru harus menyadari perlunya merancang dan mengorganisasikan lingkungan belajar anak dengan tujuan agar anak selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau belajar.
·               Informasi yang Berkaitan dengan Anak yang Akan Mengikuti Kegiatan Belajar
Walaupun melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru, tetapi informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahuan bagi masing-masing guru. Informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang dapat diperoleh guru beberapa waktu sebelum sekolah dimulai. Melalui pertemuan pertama dengan murid yang datang bersama orang tua akan menambah informasi sehingga kelas dapat dirancang dan diorganisasikan oleh guru sesuai anak didik yang telah diterima.
·               Kegiatan Harus Dilakukan Anak yang Berkaitan dengan Tujuan Khusus yang Hendak Dicapai
Apabila tujuan khusus pembelajaran adalah pengembangan keterampilan sosial maka guru perlu mengatur lingkungan belajar yang memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi di dalam kerja kelompok. Misalnya, guru mengatur tempat yang menarik minat anak untuk berinteraksi di dalam kelompok, seperti menyediakan sudut permainan drama atau bermain dan lain sebagainya.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan guru adalah kebutuhan ruang bagi masing-masing anak baik di dalam maupun di luar ruang belajar, untuk memberikan kebebasan bergerak pada masing-masing anak.
3.            Perencanaan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di PAUD
a)            Perencanaan Harian
Perencanaan harian perlu dibuat oleh guru karena mempengaruhi pengaturan lingkungan belajar. Setiap rencana harian membutuhkan peralatan dan pengaturan lingkungan belajar yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Keteraturan di sekitar anak-anak akan merangsang rasa keteraturan di dalam diri mereka.
·               Kesehatan, Keamanan, dan Saniter
Perencanaan lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, juga saniter. Disamping itu, WC, kamar mandi, keran air yang diperlukan anak untuk mencuci tangan. Kondisi saniter secara umum merupakan aspek lain dari kesehatan dan keamanan yang perlu mendapatkan perhatian.


·               Keindahan, informasi, dan Stimulasi
Lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, informasi, dan stimulasi. Ruangan dan tempat-tempat lainnya ditata sedemikian rupa sehingga menarik perhatian anak dan orang dewasa. Keindahan tersebut hendaknya memberikan berbagai informasi kepada anak dan menstimulasi anak untuk melakukan hal-hal yang diinformasikan.
4.            Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di Luar Kelas
Secara umum pengaturan lingkungan bermain di luar kelas perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a)            Keseimbangan Area
Dapat diwujudkan dengan menciptakan beberapa area sebagai berikut :
1.            Area tubuh,
2.            Area terbuka untuk sinar matahari,
3.            Area melompat,
4.            Area memanjat dan bergantungan,
5.            Area mendaki,
6.            Area untuk menanam/bunga-bungaan, dan
7.            Area bermain pasir.
8.            Jalan Kecil/Trotoar
Jalan kecil dubuat dari semen atau batu bata. Di jalan kecil ini tidak ada satu barang pun yang ditempatkan karena akan mengganggu kebebasan anak dan orang dewasa yang menggunakan jalan kecil tersebut.
b)            Pemilihan Peralatan Bermain
Berbagai jenis peralatan bermain perlu disediakan bagi lingkungan bermain di luar kelas, seperti peralatan untuk memanjat, meluncur, bergantung, mendorang dan menarik, serta melempar dan menangkap.

c)            Tingkat Perkembangan dan Kebutuhan Anak
Agar anak terjaga rasa aman bermain di luar kelas harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1.            Adanya pagar pengaman (tingginya minimum 4 kaki),
2.             Jarak area bermain,
3.            Alat-alat yang dipergunakan hendaknya sesuai dengan usia tahap usia anak,
4.            Alat bermain sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang tajam, runcing, dan mudah rusak,
5.            Alat-alat hendaknya kuat dan tidak mudah lepas bagian-bagiannya,
6.            Tempat bermain harus bebas dari aliran listrik yang membahayakan, dan
7.            Pengawasan dari guru yang memadai.
5.            Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.
a)            Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
b)            Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
1.            Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
2.            Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
3.            Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
4.            Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
5.            Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
6.            Mengenal struktur pemerintahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
c)            Lingkungan budaya
Di samping lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.

6.            Alat-Alat Permainan Diluar Kelas
Alat-alat bermain diluar kelas yang disajikan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak guna memupuk perkembangan jasmani, intelektual, emosional, dan sosial. Tugas guru adalah memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat bermain dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.
·               Area memanjat
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu anak memanjat adalah :
1.            Anak tidak dibiarkan memanjat, sementara tangannya memegang suatu benda
2.            Anak secara bergantian dalam melakukan kegiatan ini
3.            Anak tidak dibiarkan memanjat selain pada area yang diperbolehkan untuk memanjat
4.            Area bermain pasir dan air
Alat-alat yang dapat digunakan di area ini antara lain bak air, bak pasir, botol, cangkir, mobil-mobilan dll.
·               Area melempar dan menangkap
Alat-alat yang dapat digunakan di area ini antara lain bola kaki, bola basket, bola kasti, dll.
·               Area olah raga atau jasmani
Alat-alat yang dapat digunakan di area ini antara lain simpai, papan titian, karet, kardus bekas, tali, lantai dll.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Keberhasilan pelaksanaan program untuk pendidikan di PAUD sangat tergantung dari cara pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan di luar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya:
1.            Perencanaan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di PAUD,
2.            Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di Luar Kelas,
3.            Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, meliputi: Lingkungan alam atau lingkungan fisik, Lingkungan sosial, dan lingkungan budaya
4.            Alat-Alat Permainan Diluar Kelas
Alat-alat bermain diluar kelas yang disajikan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak guna memupuk perkembangan jasmani, intelektual, emosional, dan sosial. Tugas guru adalah memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat bermain dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.



DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Montolalu, dkk. 2008. Materi Pokok Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar