OUTDOOR EDUCATION UNTUK ANAK PAUD
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Fisik Motorik
PG-PAUD Semester II
Dosen : Bpk. Dudung Abdussalam, M.Pd

Disusun
oleh :
1.
|
Nurrul
Prima Wistri
|
2.
|
Kusmayati
|
3.
|
Ida
Widiawati
|
4.
|
Fitri
Yuliani Azmi
|
5.
|
Erin
Nurhayati
|
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) Muhammadiyah Kuningan
Tahun Akademik 2012 - 2013
Jl.Raya Cigugur No.28 Telp. (0232) 874085 Fax.
(0232) 871281 kuningan 45511
Website : www.umku.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Peran guru
sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus
mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang
terdapat dalam lingkungannya. Seperti kita ketahui bahwa anak usia dini memiliki
rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta
memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi
lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat. Pengenalan terhadap
lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan
minat keilmuan anak usia dini.
Pembelajaran
dalam pendidikan anak usia dini dilakukan dengan cara bermain sambil belajar.
Pembelajaran dikemas sedemikian rupa agar dapat memberikan suasana yang
menyenangkan, memuaskan dan membekas. Dalam hal ini guru merancang pembelajaran
dengan tujuan untuk memberikan stimulasi dan membantu mengembangkan potensi
seoptimal mungkin. Karena pada usia ini menurut para ahli menyebutnya masa
keemasan (golden age). Hal ini sesuai dengan pendapat Surya (1985 : 51), masa
yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan awal bagi anak
mengenal sekolah, mulai berkelompok, masa menjelajah, bertanya, meniru, kreatif
dan usia bermain.
Berdasarkan
jenisnya, bermain dapat dibedakan menjadi bermain sensori, bermain simbolik dan
bermain pembangunan. Bermain sensori yaitu kegiatan bermain yang melibatkan
alat sensori yakni panca indera; penciuman, perabaan, perasa, penglihatan dan
pendengaran. Bermain simbolik yaitu kegiatan bermain pura-pura sebagai peniruan
peran atau tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan anak, karena anak usia dini
berada pada tahapan simbolik atau berpura-pura. Sedangkan bermain pembangunan
yaitu kegiatan bermain yang mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam membangun
pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru seperti dalam kegiatan
membangun lego dan bermain balok. Bermain dapat dilakukan di mana saja, baik di
dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Adapun pembelajaran
yang mendukung bermain di luar ruangan (outdoor) yaitu pembelajaran di alam
(outdoor education).
BAB II
OUTDOOR EDUCATION UNTUK ANAK PAUD
Outdoor education yakni pembelajaran
di alam, segala sesuatu yang berhubungan dengan alam di antaranya lingkungan
sekitar kita. Seorang guru itu harus bias memanfaatkan lingkungan sebagai media
belajar anak dengan metode bermain pada anak usia dini.
1.
Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sebagai makhluk
hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi
dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup
tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda
mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di
dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan
hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.
Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang
melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di
suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup
beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan
keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam sisi lain
disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta
makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk
hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
2.
Lingkungan Belajar Dan Bermain Di PAUD
Penggunaan dan
pengaturan lingkungan belajar merupakan suatu kegiatan yang didasarkan atas
berbagai pertimbangan. Baik yang terkait dengan pengembangan anak secara
optimal, maupun yang terkait dengan luasnya ruangan yang tersedia, ataupun
bahan-bahan dan peralatan yang ada.
Keberhasilan
pelaksanaan program untuk pendidikan di PAUD sangat tergantung dari cara
pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan di
luar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber
belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi
sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
a)
Prinsip-Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar
Dan Bermain Anak
·
Tingkat Perkembangan Anak
Pengaturan
lingkungan belajar dan bermain perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak, baik dalam segi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, maupun
psikososial.
·
Stimulasi Perkembangan Anak
Lingkungan
belajara dan bermain hendaknya diatur dengan tujuan untuk menstimulasi
perkembangan anak. Oleh sebab itu, lingkungan tersebut harus memberikan kesempatan
yang luas kepada anak untuk eksplorasi, penyelidikan, interaksi sosial,
komunikasi, dan peningkatan kemampuan koordinasi gerakan motorik.
·
Menghindarkan Anak Cedera
Lingkungan
belajar dan bermain harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan
anak dari kemungkinan mendapat cedera. Penempatan alat-alat, pemilihan alat
permainan dan pengaturan ruangan perlu memperhatikan keselamatan anak. Setiap
guru harus menyadari perlunya merancang dan mengorganisasikan lingkungan
belajar anak dengan tujuan agar anak selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau
belajar.
·
Informasi yang Berkaitan dengan Anak yang Akan
Mengikuti Kegiatan Belajar
Walaupun
melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru, tetapi
informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahuan bagi masing-masing
guru. Informasi tersebut berupa catatan atau laporan tertulis yang dapat
diperoleh guru beberapa waktu sebelum sekolah dimulai. Melalui pertemuan
pertama dengan murid yang datang bersama orang tua akan menambah informasi
sehingga kelas dapat dirancang dan diorganisasikan oleh guru sesuai anak didik
yang telah diterima.
·
Kegiatan Harus Dilakukan Anak yang Berkaitan
dengan Tujuan Khusus yang Hendak Dicapai
Apabila tujuan
khusus pembelajaran adalah pengembangan keterampilan sosial maka guru perlu
mengatur lingkungan belajar yang memberi kesempatan pada anak untuk
berinteraksi di dalam kerja kelompok. Misalnya, guru mengatur tempat yang
menarik minat anak untuk berinteraksi di dalam kelompok, seperti menyediakan
sudut permainan drama atau bermain dan lain sebagainya.
Hal lain yang
perlu dipertimbangkan guru adalah kebutuhan ruang bagi masing-masing anak baik
di dalam maupun di luar ruang belajar, untuk memberikan kebebasan bergerak pada
masing-masing anak.
3.
Perencanaan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di PAUD
a)
Perencanaan Harian
Perencanaan
harian perlu dibuat oleh guru karena mempengaruhi pengaturan lingkungan
belajar. Setiap rencana harian membutuhkan peralatan dan pengaturan lingkungan
belajar yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Keteraturan di
sekitar anak-anak akan merangsang rasa keteraturan di dalam diri mereka.
·
Kesehatan, Keamanan, dan Saniter
Perencanaan
lingkungan belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
keamanan, juga saniter. Disamping itu, WC, kamar mandi, keran air yang
diperlukan anak untuk mencuci tangan. Kondisi saniter secara umum merupakan
aspek lain dari kesehatan dan keamanan yang perlu mendapatkan perhatian.
·
Keindahan, informasi, dan Stimulasi
Lingkungan
belajar juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, informasi,
dan stimulasi. Ruangan dan tempat-tempat lainnya ditata sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian anak dan orang dewasa. Keindahan tersebut hendaknya
memberikan berbagai informasi kepada anak dan menstimulasi anak untuk melakukan
hal-hal yang diinformasikan.
4.
Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di
Luar Kelas
Secara umum
pengaturan lingkungan bermain di luar kelas perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a)
Keseimbangan Area
Dapat
diwujudkan dengan menciptakan beberapa area sebagai berikut :
1.
Area tubuh,
2.
Area terbuka untuk sinar matahari,
3.
Area melompat,
4.
Area memanjat dan bergantungan,
5.
Area mendaki,
6.
Area untuk menanam/bunga-bungaan, dan
7.
Area bermain pasir.
8.
Jalan Kecil/Trotoar
Jalan kecil
dubuat dari semen atau batu bata. Di jalan kecil ini tidak ada satu barang pun
yang ditempatkan karena akan mengganggu kebebasan anak dan orang dewasa yang
menggunakan jalan kecil tersebut.
b)
Pemilihan Peralatan Bermain
Berbagai jenis peralatan bermain perlu
disediakan bagi lingkungan bermain di luar kelas, seperti peralatan untuk
memanjat, meluncur, bergantung, mendorang dan menarik, serta melempar dan
menangkap.
c)
Tingkat Perkembangan dan Kebutuhan Anak
Agar anak terjaga rasa aman bermain di luar
kelas harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Adanya pagar pengaman (tingginya minimum 4
kaki),
2.
Jarak area bermain,
3.
Alat-alat yang dipergunakan hendaknya sesuai
dengan usia tahap usia anak,
4.
Alat bermain sebaiknya dirancang sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian yang tajam, runcing, dan mudah rusak,
5.
Alat-alat hendaknya kuat dan tidak mudah lepas
bagian-bagiannya,
6.
Tempat bermain harus bebas dari aliran listrik
yang membahayakan, dan
7.
Pengawasan dari guru yang memadai.
5.
Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada
di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan
untuk anak usia dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar
yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan
lingkungan budaya atau buatan.
a)
Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah
segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan,
tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai,
iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam
sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah
dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan
mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami
gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu
diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam,
dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam.
b)
Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah
diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia
dini yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia
dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber
belajar ini misalnya:
1.
Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk
setempat di mana anak tinggal.
2.
Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk
di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
3.
Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada
di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
4.
Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh
penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
5.
Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada
di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
6.
Mengenal struktur pemerintahan setempat seperti
RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.
Pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak
usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat
dengan anak.
c)
Lingkungan budaya
Di samping lingkungan alam yang sifatnya alami,
ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang
sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan
dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan
lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program
yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas
bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar
anak.
6.
Alat-Alat Permainan Diluar Kelas
Alat-alat bermain diluar kelas yang disajikan
hendaknya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak guna memupuk perkembangan
jasmani, intelektual, emosional, dan sosial. Tugas guru adalah memberi
kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman bermain dengan
menggunakan berbagai macam alat bermain dan memberi bantuan serta bimbingan
pada saat-saat diperlukan.
·
Area memanjat
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada waktu anak memanjat adalah :
1.
Anak tidak dibiarkan memanjat, sementara
tangannya memegang suatu benda
2.
Anak secara bergantian dalam melakukan kegiatan
ini
3.
Anak tidak dibiarkan memanjat selain pada area
yang diperbolehkan untuk memanjat
4.
Area bermain pasir dan air
Alat-alat yang
dapat digunakan di area ini antara lain bak air, bak pasir, botol, cangkir,
mobil-mobilan dll.
·
Area melempar dan menangkap
Alat-alat yang dapat
digunakan di area ini antara lain bola kaki, bola basket, bola kasti, dll.
·
Area olah raga atau jasmani
Alat-alat yang
dapat digunakan di area ini antara lain simpai, papan titian, karet, kardus
bekas, tali, lantai dll.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lingkungan merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan terdiri
dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya
manusia.
Keberhasilan
pelaksanaan program untuk pendidikan di PAUD sangat tergantung dari cara
pengaturan lingkungan belajar dan bermain serta penggunaan alat permainan di
luar kelas. Kesenangan anak didik untuk bersekolah dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah, maka pengaturan lingkungan, alat permainan pada khususnya dan sumber
belajar pada umumnya harus rapi, menarik, dan dengan efisiensi yang tinggi
sehingga dapat dinikmati dan dirasakan oleh anak.
Adapun hal-hal
yang harus diperhatikan diantaranya:
1.
Perencanaan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di
PAUD,
2.
Pengaturan Lingkungan Belajar Dan Bermain Di
Luar Kelas,
3.
Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar,
meliputi: Lingkungan alam atau lingkungan fisik, Lingkungan sosial, dan lingkungan
budaya
4.
Alat-Alat Permainan Diluar Kelas
Alat-alat
bermain diluar kelas yang disajikan hendaknya dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anak guna memupuk perkembangan jasmani, intelektual,
emosional, dan sosial. Tugas guru adalah memberi kesempatan kepada anak untuk
memperoleh berbagai pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat
bermain dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2005. Bermain dan Permainan
Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Montolalu, dkk. 2008. Materi Pokok Bermain
dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar