FI’IL RUBA’I MAZID
Makalah ini di
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Arab II
pada semester 3
tahun akademik 2013/2014

Disusun Oleh:
Wawan Hernawan (123223017)
Yazid (123223018)
Pendidikan Matematika
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
Jl. Raya Cigugur No.28 Telp/Fax. (0232) 874085
Kuningan Jawa Barat 45551
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mendapatkan pembelajaran dan saran dari berbagai pihak. Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Jaja Setiaharja, M.Pd selaku dosen Bahasa Arab II.
2.
Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan.
3.
Rekan-rekan yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Dengan
harap, makalah ini dapat memberikan suatu pengetahuan untuk para pembaca. Dan
bermanfaat bagi semua khususnya penyusun. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Kuningan,
Desember
2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Fi’il Ruba’I
Mazid 3
B. Fi’il Ruba’I Mazid Dengan Penambahan 1 Huruf 3
C. Fi’il Ruba’I Mazid Dengan
Penambahan 2 Huruf 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 4
B. Saran 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata
pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan
membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Arab baik
reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif
yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik
secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap
positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas kami mengambil rumusan
masalah:
1.
Pentingnya bahasa arab
2.
Bahasa arab sebagai ilmu pendidikan
C.
Tujuan
Mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan pengertian fi’il ruba’I mazid. Serta
dapat menerapkannya dalam kalimat bahasa Arab, baik secara lisan maupun tulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fi’il Ruba’i Mazid
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il mazidnya memuat huruf lebih dari empat
huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa
huruf tambahaan.
Wazan fi’il ruba’i mazid ada 3 bab, yaitu:
1.
Wazan تَفَعْلَلَ ditambah ta’, seperti تَدَخْرَجَ (menjadi terguling), asalnya دَخْرَجَ (tergulingkan).
2.
Wazan اِفْعَنْلَلَ ditambah hamzah dan nun, seperti اِخْرَنْجَمَ (menjadi berkumpul), asalnya خَرْجَمَ (mengumpulkan/berdesakan).
3.
Wazan اِفْعَلَلَّ ditambah
hamzah dan takrar lam fi’il yang kedua, seperti اِقْشَعَرَّ (sangat mengerut),
asalnya قَشْعَرَ (mengerut).
B.
Fi’il
Ruba’I Mazid Dengan Penambahan 1 Huruf
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 1 huruf hanya ada satu wazan, yaitu: تَفَعْلُلاً - يَتَفَعْلَلُ - تَفَعْلَلَ
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbuatan”, contoh :
Kata دَخْرَجَ bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تَدَخْرَجَ bermakna “terguling”.
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 1 huruf hanya ada satu wazan, yaitu: تَفَعْلُلاً - يَتَفَعْلَلُ - تَفَعْلَلَ
dengan penambahan ta’ memiliki makna muthowa’ah atau ” hasil perbuatan”, contoh :
Kata دَخْرَجَ bermakna “menggulingkan”, bila diubah menjadi تَدَخْرَجَ bermakna “terguling”.
C.
Fi’il
Ruba’I Mazid Dengan Penambahan 2 Huruf
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 2 huruf ada dua wazan, yaitu: افْعِنْلالاً - يَفْعَنْلِل - افْعَنْلَلَ
اِفْعَلِلَّ - يَفْعَلِلُّ - اِفْعَلَلَّ
Pertama : افْعِنْلالاً - يَفْعَنْلِل - افْعَنْلَلَ
dengan penambahan hamzah dan nun memiliki makna muthowa’ah atau hasil perbuatan, contoh :
Kata خَرْجَمَ bermakna “mengumpulkan unta”, bila diubah menjadi اِخْرَنْجَمَ bermakna “terkumpul” atau “berdesakan”.
Kedua : افعللّ - يفعللّ - افعللّ
dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata اِقْشَعَرَّ bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.
Fi’il Ruba’i Mazid dengan penambahan 2 huruf ada dua wazan, yaitu: افْعِنْلالاً - يَفْعَنْلِل - افْعَنْلَلَ
اِفْعَلِلَّ - يَفْعَلِلُّ - اِفْعَلَلَّ
Pertama : افْعِنْلالاً - يَفْعَنْلِل - افْعَنْلَلَ
dengan penambahan hamzah dan nun memiliki makna muthowa’ah atau hasil perbuatan, contoh :
Kata خَرْجَمَ bermakna “mengumpulkan unta”, bila diubah menjadi اِخْرَنْجَمَ bermakna “terkumpul” atau “berdesakan”.
Kedua : افعللّ - يفعللّ - افعللّ
dengan penambahan hamzah dan syaddah memiliki makna mubalaghoh atau “sangat”, contoh :
Kata اِقْشَعَرَّ bermakna “berkerut”, bila diubah menjadi اقشعرّ bermakna “sangat berkerut”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang
fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf, yang empat berupa huruf
asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
2.
Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah
yang fi’il madlinya terdiri dari lima huruf, yang empat berupa huruf asal dan
yang satu berupa huruf tambahan.
3.
Fi’il ruba’i mazid sudasi ialah kalimah
yang fi’il madlinya memuat enam huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang
dua berupa huruf tambahan.
B.
Saran
Sebagian besar penduduk di Indonesia adalah beragama
islam, maka dari itu sudah seharusnya masyarakat Indonesia mempelajari bahasa
Arab dalam upaya untuk memperdalam pemahaman terhadap agamanya, karena
mempelajari bahasa Arab tidak kalah pentingnya dengan bahasa-bahasa
internasional lainnya, untuk itu demi upaya memajukan bahasa Arab serta
memperdalam nilai-nilai keagamaan kita belajarlah bahasa Arab sedini mungkin
جيد
BalasHapus